Kepribadian Pria Berdasarkan Sepatu yang Sering Dipakai
- Gadi Makitan
- Jan 14
- 2 min read

Menjelang akhir tahun lalu, beberapa peneliti psikologi dari berbagai universitas di Amerika Serikat melakukan penelitian yang unik tentang sepatu.
Penelitian yang dipimpin oleh Omri Gillath dari Universitas Kansas ini menemukan bahwa partisipannya bisa menilai secara akurat beberapa karakteristik orang yang tak dikenal hanya berdasarkan sepatu yang sering digunakan.
Dalam penelitian yang berjudul “Shoes as A Source of First Impressions” itu, partisipan diminta menyediakan foto sepatu mereka. Lalu, dalam sesi terpisah, mereka mengisi kuisioner soal karakteristik pribadi.
Peneliti kemudian menilai sepatu-sepatu tersebut berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian tersebut ternyata berkorelasi dengan karakteristik kepribadian pemiliknya.
Di tahap akhir penelitian itu, kelompok partisipan yang berbeda diminta menilai umur, jenis kelamin, dan attachment anxiety dari pemilik sepatu berdasarkan gambar. Ternyata mereka bisa menebak aspek-aspek itu dengan tepat.
Jejak Perilaku dan Persepsi Orang

Seorang ahli psikologi fashion, Shakaila Forbes-Bell, mengatakan bahwa pilihan sepatu memang bisa menjadi semacam behavioral residue atau jejak perilaku. Dengan kata lain, alas kaki bisa menjadi manifestasi tak disadari dari kepribadian kita.
Menurut Forbes-Bell, sepatu telah menjadi alat penting untuk menyampaikan identitas. Penelitian sejak awal tahun 1970-an menunjukkan bahwa variasi warna, bentuk, dan gaya sepatu menyampaikan berbagai pesan tentang pemakainya.
Melihat ini, ada baiknya kita mengenal karakteristik macam apa yang diwakili oleh masing-masing jenis sepatu, khususnya pria. Dengan begitu, kita bisa sadar tentang persepsi yang diterima orang lain. Selain itu, kita juga bisa dengan sengaja memilih jenis sepatu yang lebih mewakili karakteristik kepribadian kita.
Berikut ini jenis sepatu beserta karakteristik kepribadian yang diwakilinya, sebagaimana ditemukan dalam penelitian Gillath dan kawan-kawan.
1. Sneaker High-Top

Jika seseorang sering memakai sneakers atau sepatu kets high-top, ia dipersepsikan memiliki attachment style yang avoidant. Pemakai sepatu ini tidak terlalu peduli dengan opini orang lain dan sangat mandiri. Orang juga akan menganggapnya introvert, sering mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan orang lain hanya karena ingin berdebat, dan cenderung ceroboh.
2. Sneaker Usang

Kalau seseorang suka menggunakan sepatu yang terlihat sudah berumur lama dan sering sekali dipakai, orang lain akan memiliki persepsi bahwa orang itu memiliki attachment style yang aman (secure). Orang seperti ini adalah orang yang percaya diri dalam hubungan dan menghargai harkat diri. Penyuka sneaker usang biasanya sangat ekstrovert dan memiliki emosi yang stabil.
3. Sepatu Baru

Jika seseorang selalu mengenakan sepatu baru langsung dari kotaknya, dia dianggap punya attachment style yang cemas (anxious). Orang macam ini sedikit membutuhkan perhatian. Mereka sebenarnya ingin dekat dengan orang lain, tetapi takut apakah orang lain akan menerimanya. Menurut penelitian Gillath, dengan memilih sepatu berlogo mencolok, persepsi orang lain terhadap stabilitas emosi orang macam ini akan meningkat.
4. Sepatu Berhak

Walaupun hanya ada sedikit hak di sepatumu, seperti pada loafers, ini akan menambah persepsi orang soal kekuasaan. Orang lain mengasosiasikan hak sepatu dengan kekuasaan dan stabilitas emosi.
5. Sepatu Atraktif

Kalau kamu sering memakai sepatu seperti Alexander McQueen atau sneaker Nike Dunk Low Panda yang punya daya tarik universial, orang akan melihatmu sebagai pribadi bertanggung jawab dan stabil secara emosi.
6. Sepatu Berujung Bulat

Sepatu ini membuat orang menganggapmu adalah pribadi yang ekstrovert, mudah bekerja sama, dan stabil secara emosional. Biasanya orang-orang seperti ini juga dipersepsikan punya pandangan politik liberal.




Comments