top of page

Pakaian Pria yang Punya Asal-usul Militer

Beberapa pakaian yang umum kita gunakan sekarang ternyata awalnya diciptakan untuk tentara yang sedang berperang. 


Simak lebih lanjut untuk melihat alasan beberapa fashion item itu diciptakan dan bagaimana akhirnya mereka menjadi populer di kalangan sipil. 


T-Shirt


Courtesy of Life Magazine
Courtesy of Life Magazine

Siapa sangka, t-shirt yang sudah menjadi salah satu item wajib buat banyak orang ternyata punya cerita yang menarik. 


Awalnya, t-shirt diperuntukkan sebagai pakaian dalam, dipakai di balik seragam. Namun, sekitar tahun 1930-an hingga 1940-an, Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) melonggarkan aturan berseragam. T-shirt diperbolehkan dipakai sebagai luaran, meskipun dalam lingkungan terbatas dan situasi yang tidak sembarangan. 


Kelonggaran itu kemudian diikuti oleh matra militer AS yang lain. 


Kebiasaan memakai t-shirt sebagai pakaian luaran ternyata dilanjutkan oleh para tentara AS yang pulang ke rumah. Supaya tidak dikira sedang memakai pakaian dalam, beberapa dari mereka menambahkan grafis di bagian depan. 


Konon, penggunaan t-shirt oleh aktor Amerika Serikat, Marlon Brando, di film “Streetcar Named Desire” pada tahun 1951, membuat item itu diadopsi oleh masyarakat sipil sebagai simbol perlawanan dan antikemapanan yang keren. 


T-shirt kemudian berkembang menjadi fashion item yang sangat umum digunakan masyarakat untuk keperluan dandanan kasual. 


Chino


Tentara AS di Kuba. Foto: Historinterpreted.com
Tentara AS di Kuba. Foto: Historinterpreted.com

Celana Chino yang kita kenal sekarang tidak lepas dari terciptanya celana Khaki, yang dalam bahasa Urdu berarti warna debu. 


Dilansir Nationalgeographic.com, lahirnya celana Khaki bermula pada awal abad ke-19 di India. Saat itu, seragam merah mencolok yang biasa dipakai Angkatan Darat Inggris justru membuat mereka rentan diserang. 


Angkatan Darat Inggris akhirnya memutuskan memakai warna yang memudahkan mereka berkamuflase di medan perang India: Khaki. 


Warna ini kemudian diadopsi menjadi seragam Angkatan Darat AS yang sedang berperang melawan Spanyol di Kuba pada 1898. 


Saat itu, Amerika mengimpor katun twill sebagai bahan celana mereka dari China. Mereka menyebutnya pantalones chinos yang berarti celana China. Sejak 1902, Chinos diadopsi sebagai seragam resmi Angkatan Darat AS. 



Celana Chino. Foto: Realmenrealstyle.com
Celana Chino. Foto: Realmenrealstyle.com

Saat Perang Dunia II berakhir, para tentara membawa celana ini ke kehidupan sehari-hari hingga akhirnya menjadi umum dipakai warga sipil. 


Jaket Bomber


Jaket bomber. Foto: Vintageclothingguides.com
Jaket bomber. Foto: Vintageclothingguides.com

Jaket bomber bermula dari Angkatan Udara AS. 


Para pilot pesawat tempur AS membutuhkan pakaian yang bisa menghangatkan badan tanpa mengorbankan mobilitas mereka saat terbang dalam jarak yang tinggi. Maka terciptalah jaket penerbang. Bahannya terbuat dari kulit dilengkapi pergelangan dan lingkar pinggang knit.


Jaket itu kemudian mendapat nama bomber karena kebanyakan dipakai oleh pilot pesawat pengebom saat Perang Dunia II. 


Setelah Perang Dunia II dan Perang Korea, Amerika mengalami surplus ketersediaan jaket bomber. Warga sipil pun mulai memakainya. 


Jaket bomber kemudian menjadi populer dan mendunia setelah beberapa selebritis AS menggunakannya. 


Chukka Boots


Chukka boots. Foto: Veldskoenshoes.com
Chukka boots. Foto: Veldskoenshoes.com

Sepatu ini berawal dari tentara Inggris yang beroperasi di India. Mereka menggunakan sepatu setinggi pergelangan kaki saat bermain polo. 


Chukka adalah istilah dalam permainan polo yang berarti satu periode permainan. Kata itu diserap dari bahasa India yang berarti “giliran”. 


Jenis sepatu chukka juga dikenal dengan nama desert boots karena saat itu tentara Inggris beroperasi di wilayah-wilayah gurun. 


Iklan Chukka Boots dari Clarks. Foto: Dok. Clarks
Iklan Chukka Boots dari Clarks. Foto: Dok. Clarks

Konon, jenis sepatu ini mulai dikenal di Barat setelah pada 1924 Duke on Windsor membawa beberapa pasang dari India. Dia sangat suka memakainya sehingga orang-orang mulai mengenal chukka boots. 


Pada 1940 dan 1950-an, chukka boots menjadi populer di kalangan warga sipil. Mereka suka menggunakannya sebagai alternatif pengganti sepatu. Chukka boots populer karena bahannya yang nyaman dipakai–dengan solnya yang terbuat dari karet. 

 
 
 

Comments


Cuci Factory 

Layanan perawatan dan perbaikan tas & sepatu berdiri sejak tahun 2016.

Workshop Tangerang
Workshop Jakarta

Ruko De Mansion EF no 23

Alam Sutera, Tangerang Selatan 

Jl. Bang Pitung No.22/2,

Rw. Belong, Kebon Jeruk,

DKI Jakarta 11540

bottom of page