Tren Fashion 2025: Keseimbangan antara Gaya dan Kepraktisan
- Gadi Makitan
- Jan 17
- 3 min read
Updated: Jan 27
Tren fashion tahun 2025 sepertinya akan bergerak ke arah keseimbangan dan kesadaran. Gaya-gaya yang dinilai praktis, nyaman, dan memperhatikan keunikan pribadi bakal menjadi ciri 2025. Selain itu, orang-orang juga tampaknya lelah dengan konsumsi fashion yang berlebihan. Berikut ini prediksi tren 2025 berdasarkan pendapat beberapa redaktur majalah fashion ternama dan penulis blog fashion.
1. Reality Dressing: Kembali ke Kepraktisan

Seorang penulis fashion, Liana Satenstein, menelurkan sebuah istilah: Reality dressing. Yang dimaksud dengan “reality dressing” adalah berpakaian sesuai dengan kebutuhan praktis sehari-hari. Menurut Satensein, pada tahun ini, akan ada pergeseran kolektif ke arah reality dressing.
“Kita sudah muak dengan cara berpakaian yang ekstrem dan konsumsi pakaian yang rakus hanya demi dipamerkan di internet,” kata Satenstein. Orang-orang, menurutnya, akan lebih mengutamakan kenyamanan, fleksibilitas, dan kesesuaian dengan keunikan diri. Secara kasat mata, reality dressing berarti kain lembut, siluet yang lebih rileks, dan detail-detail yang tidak terlalu ‘berteriak’ namun punya porsi penting.
"Bukan lagi soal mengenakan pakaian yang membuat kita merasa aneh atau tidak nyaman," ujar Rachel Solomon, pemilik blog fashion “Hey, Ms. Solomon”.
Gejala tren ini, menurut redaktur fashion di Marie Claire, Emma Childs, juga sudah terlihat dari kampanye-kampanye desainer seperti Gucci dan Bottega Veneta yang lebih terasa autentik dan relatable. Pergeseran ini selaras dengan permintaan yang semakin meningkat terhadap sikap bijak minimalisme. Kemewahan, kata Childs, didefinisikan ulang melalui sentuhan unik ketimbang sesuatu yang mencolok.
2. Boho Chic 2.0: Romantis dan Elegan

Pesona fashion bohemian yang tak lekang oleh waktu diprediksi bakal mengarah ke bentuk yang lebih halus di 2025. Semangat ini, menurut Noémie Voyer–fashion lead di platform analitik tren Heuritech–bakal dicirikan dengan siluet feminin yang romantis dengan renda, bahan tulle, ruffle, dan shimmer. “Terasa effortless, tapi penuh makna,” ujar Voyer.
Redaktur fashion di Marie Claire, Emma Childs, mengatakan tren ini bakal dipengaruhi kebiasaan vintage shopping Gen Z dan desainer seperti Chemena Kamal, yang memberikan nafas baru terhadap boho fashion. Jaket suede, jeans lebar, serta rok dan gaun maxi bakal menjadi item wajib di lemari. Tren ini, menurut Childs, akan menggabungkan nostalgia dan keanggunan modern.
3. Inspirasi Aquatik: Mermaid-Core dan Elemen Nautikal

Terinspirasi oleh laut, "mermaid-core" dan estetika nautikal sedang naik daun. Peragaan busana Musim Semi 2025 menampilkan payet, rok ekor ikan, dan desain sporty yang terinspirasi penyelam scuba. Penggunaan baju renang sebagai bodysuit oleh Tory Burch dan celana jogger jaring dari Alaïa adalah contoh tren ini. Sementara itu, pengaruh nautikal seperti garis-garis Breton, cable knit sweater, dan tas berbentuk ikan membawa nuansa yang menyenangkan namun fungsional ke dalam busana sehari-hari. Gaya ini selaras dengan estetika "coastal prep" yang diprediksi oleh Sydney Stanback, senior manager brand research dari Pinterest.
5. Aksesori Maksimalis: Sentuhan Pribadi

Individualitas diprediksi menjadi raja dalam tren aksesori 2025. Hiasan tas, gantungan kunci berbentuk hewan, perhiasan bertumpuk, dan aksesoris berciri eklektik memungkinkan orang menambahkan sentuhan kepribadian pada penampilan mereka. Emma Childs menyoroti pentingnya sentuhan ini yang berperan dalam mengubah pakaian serbaguna menjadi ekspresi gaya yang individual. Pendekatan maksimalis tahun ini memberikan sinyal pergeseran dari palet minimalis yang terbatas, menuju ekspresi yang berani dan eklektik alias gado-gado.
6. Warna 2025: Hijau Pistachio dan Lapisan-lapisan Pastel

Tren warna tahun ini mencerminkan vibrasi dan kelembutan. Hijau pistachio diprediksi akan terus mendominasi karena sering dianggap membawa kesegaran dan fleksibilitas pada pakaian dan aksesori. Sementara itu, Joanne Thomas dari Fashion Snoops, menelurkan istilah "pastel superimposed" alias warna-warna pastel yang berlapis, seperti biru lembut dan hijau mint. Warna ini dipercaya menawarkan sensasi ‘kabur sejenak’ dari rutinitas sehari-hari. Warna-warna yang lebih berani seperti merah menyala dan oranye neon menyuntikkan energi dinamis, merayakan ekspresi diri tanpa rasa takut.
7. Athleisure yang Di-upscale: Perkawinan Fungsi dengan Gaya

Athleisure berevolusi di tahun 2025. Cara berpakaian ini diprediksi akan berfokus pada hal-hal dasar yang dibuat naik level. Tujuannya adalah menyeimbangkan gaya dan fungsi. Para desainer memadukan pakaian olahraga dengan elemen streetwear. Hasilnya adalah item-item yang serbaguna seperti crop asimetris, celana track, dan legging Capri. Menurut Noémie Voyer, tren ini merespons meningkatnya popularitas aktivitas komunitas seperti yoga dan klub lari, yang memadukan kebutuhan olahraga dengan kehidupan sehari-hari.
8. Pengaruh Nostalgia yang Berlanjut

Nostalgia diprediksi tetap menjadi kekuatan besar di 2025, dengan fashion yang mengambil inspirasi dari masa kanak-kanak dan vintage, misalnya ballet flat, Mary Janes, dan sandal jelly. Jessie Randall, direktur kreatif Loeffler Randall, mencatat daya tarik abadi dari desain-desain yang familiar ini. Pakaian kantor bergaya vintage juga muncul. Gen Z akan mendefinisikan ulang power dressing dengan memadukan celana tailored, jeans longgar, dan blazer bersiluet hourglass dengan pengaruh grunge dan streetwear.




Comments